MAKALAH
“ALIRAN ILMU KALAM
KLASIK (MU’TAZILAH)”
(Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas Ilmu Kalam)
Dosen
Pengampuh:
Muhammad Nur Hadi,
S.Ag, M.PdI
Disusun
oleh kelompok 1:
1. Abidatul
Lailia (201386010003)
2. Dewi
Masruroh (2013860100 )
3. Faza
zainul M (2013860100 )
4. Siti
Nur Rahmawati (201386010032)
5. Erviana
safitri (201386010033)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS YUDHARTA
PASURUAN
2014
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang
Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Judul makalah ini adalah “ALIRAN ILMU KALAM
KLASIK (MU’TAZILAH)”
Sholawat teriring salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi kita,Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari
jalan kegelapan menuju jalan yang terang benerang yakni Addinul islam wal iman .
Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb
Pasuruan , 21 Oktober 2014
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
............................................................................................ i
Daftar Isi
...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
............................................................................ 1
B.
Rumusan
Masalah ....................................................................... 1
C.
Tujuan………………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Sejarah Munculnya Aliran Mu’tazilah…………………………2
B.
Tokoh-Tokoh Mu’tazilah ……………………………………...2
C.
Ajaran-Ajaran Doktrin Mu’tazilah……………………………. 3
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................. 6
B.
Saran........................................................................................... 6
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Ilmu kalam merupakan ilmu yang
berhubungan dengan firman Allah yang berkaitan dengan firman-Nya. Pemikiran
ilmu kalam sendiri juga disinggung oleh beberapa tokoh, salah satunya ialah
para tokoh aliran Mu’tazilah.
Didalam makalah ini akan membahas
salah satu golongan dari umat islam yang terpecah menjadi banyak golongan,
yaitu golongan mu’tazilah. Mu’tazilah adalah salah satu golongan dari sekian
banyaknya golongan yang mengatas namakan dirinya sebagai Ahlusunnah wal jama’ah.
Mereka membuat teori sendiri dan ajaran-ajarannya sendiri yang kadangkala
bertentangan dengan ajaran islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada
umat Islam.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sejarah munculnya aliran Mu’tazilah.
2. Siapa
saja tokoh-tokoh Mu’tazilah.
3. Bagaimana
ajaran doktrin Mu’tazilah.
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui sejarah munculnya aliran Mu’tazilah.
2. Untuk
mengetahui para tokoh Mu’tazilah.
3. Untuk
mengetahui ajaran-ajaran doktrin mu’tazilah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
munculnya aliran Mu’tazilah
Secara harfiah kata mu’tazilah berasal dari kata I’tizal yang artinya memisahkan diri.
Sedangkan Mu’tazilah adalah orang-orang yang memisahkan diri. Secara teknis
istilah Mu’tazilah menunjuk pada dua golongan.[1]
Golongan
pertama, muncul sebagai respon politik murni.
Golongan ini tumbuh sebagai kaum netral politik, khususnya dalam arti bersikap
lunak dalam menangani pertentangan antara Ali bin Abi Thalib dan
lawan-lawannya, terutama Mu’awiyah, Aisyah, dan Abdullah bin Zubair.
Golongan kedua,
muncul sebagai respon persoalan teologis yang berkembang di kalangan Khawarij
dan Murji’ah akibat adanya peristiwa Tahkim. Golongan ini muncul karena mereka
berbeda pendapat dengan golongan Khawarij dan Murji’ah tentang pemberian status
kafir kepada orang yang berbuat dosa besar.
B.
Tokoh-Tokoh
Mu’tazilah
Adapun
para tokoh aliran Mu’tazilah dan pemikiran-pemikirannya adalah sebagai berikut
:[2]
1. Washil
bin ‘Ata
Wasil bin ‘Ata dilahirkan di
Madinah tahun 70 H. Dia pindah ke Basrah untuk belajar. Disana dia berguru kepada
seorang tokoh dan ulama besar yang masyhur yaitu Hasan Al-Basri.
Wasil bin ‘Ata termasuk murid yang
pandai, cerdas tekun belajar. Dia berani mengeluarkan pendapatnya yang berbeda
dengan gurunya sehingga dia kemudian bersama pengikutnya dinamakan golongan
Mu’tazilah.
Pemikiran-pemikiran
beliau bahwa seorang muslim yang berbuat dosa besar dihukumi tidak mukmin dan
tidak pula kafir, tapi fasik.
Keberadaan orang tersebut di antara mukmin dan kafir.
2. Abu
Huzail Al-Allaf
Abu Huzail Al-Allaf dilahirkan tahun
135 H/751 M. Dia berguru kepada Usman Al-Tawil (murid Wasil bin ‘Ata). Dia
hidup pada zaman di mana ilmu pengetahuan seperti filsafat dan ilmu-ilmu dari
Yunani telah berkembang pesat di bagian dunia arab.
Pengaruh ilmu-ilmu tauhid sedikit
banyak mempengaruhi pemikiran-pemikirannya dalam masalah teologi.
3. Al-Jubai
Beliau mempunyai nama asli Abu Ali
Muhammad bin Abdul Wahab yang lahir tahun 25 H/849 M di Jubai. Berguru kepada
Al Syahham, salah seorang murid Abu Hujail.
Beliau mempunyai pola pikir yang tidak
jauh berbeda dengan tokoh-tokoh Mu’tazilah dan memecahkan persoalan teologi.
4. Az-
Zamakhsyari
Az- Zamakhsyari lahir pada tahun
467 H. beliau belajar di beberapa negeri. Az- Zamakhsyari pernah bermukim di
tanah suci dalam rangka belajar agama. Selama di tanah suci beliau banyak
menggunakan waktunya untuk menyusun kitab tafsir Al-Kasysyaf yang berorientasi
pada paham Mu’tazilah.
C.
Ajaran-ajaran
doktrin Mu’tazilah
Aliran
Mu’tazilah mempunyai 5 pokok ajaran yang disebut dengan Ushulul Khamsah.
a.
At-Tauhid
Tauhid
disini maksudnya meng-Esa-kan Tuhan dari segala sifat dan af’alnya yang menjadi
pegangan bagi akidah islam.
Ketauhidan
dari golongan Mu’tazilah adalah:
1.
Tuhan tidak
bersifat Qadim, kalau sifat Tuhan Qadim berarti Allah berbilang-bilang.
2.
Mereka menafikan
sifat-sifat Allah sebab jika Allah itu bersifat dan sifatnya itu bermacam-macam
maka Allah itu berbilang.
3.
Allah bersifat
Aliman, Qadiran, Hayyan, Samian, Basyiran dan sebagainya adalah dengan zat
Allah yang berarti berdiri sendiri.
4.
Allah tidak dapat
diterka dan dilihat dengan mata walaupun di akhirat nanti.
5.
Mereka menolak
aliran Mujassimah, Musyabihah, Dualisme, dan Trinitas.
6.
Tuhan itu Esa bukan
benda dan bukan Arrad serta tidak berlaku tempat (arah) pada-Nya.
b.
Al-Adlu (keadilan)
Manusia
memiliki kebebasan dalam segala perbuatannya dan tindakannya, karena kebebasan
itulah manusia harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya.
Lebih
jauhnya tentang keadilan ini,mereka
berpendapat:
1.
Tuhan menguasai
kebaikan serta tidak menghendaki keburukan.
2.
Manusia bebas berbuat
dan kebebasan ini karena Qudrat (kekuasaan) yang dijadikan Tuhan pada diri
manusia.
3.
Makhluk diciptakan
Tuhan atas dasar hikmah kebijaksanaan.
4.
Tuhan tidak
melarang atas sesuatu kecuali terhadap yang dilarang dan tidak menyuruh kecuali
yang disuruh-Nya.
5.
Kaum Mu’tazilah
tidak mengakui bahwa manusia itu memiliki Qudrat dan Iradat. Tetapi Qudrat dan Iradat tersebut hanya
merupakan pinjaman belaka.
6.
Manusia dapat
dilarang atau dicegah untuk melakukan Qudrat dan Iradat.
c.
Al-Wa’du wal Wa’di
( janji dan ancaman)
Prinsip
janji dan ancaman yang dipegang oleh kaum Mu’tazilah adalah untuk membuktikan
keadaan Tuhan sehingga manusia dapat merasakan balasan Tuhan atas segala
perbuatannya.
Ajarannya
ialah:
1.
Orang mukmin yang
berdosa besar lalu mati sebelum tobat maka ia tidak akan mendapat ampunan
Tuhan.
2.
Di akhirat tidak
akan ada Syafaat sebab Syafaat berlawanan dengan Al-Wa’du wal Wa’di.
3.
Tuhan akan membalas
kebaikan manusia yang telah berbuat baik dan akan menjatuhkan siksa terhadap
manusia yang melakukan kejahatan.
d.
Al-Manzilah bain
al-manzilatain (tempat diantara dua tempat)
Inilah ajaran yang mula-mula menyebabkan lahirnya madzhab
Mu’tazilah. Pokok ajaran ini adalah bahwa mukmin yang melakukan dosa besar dan
belum bertobat maka mereka bukan lagi mukmin atau kafir tetapi fasik dan
nantinya akan ditempatkan di suatu tempat yang berada di antara surga dan
neraka.
e.
Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Menyuruh kebaikan dan melarang
kejelekan)
Ajaran dasar yang kelima adalah menyuruh kebajikan dan
melarang kemunkaran. Ajaran ini menekankan keberpihakan kepada kebenaran dan
kebaikan.. ini merupakan kosekuensi logis dari keimanan seseorang.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi seorang mukmin
dalam beramar ma’ruf dan nahi munkar,
seperti yang dijelaskan oleh salah seorang tokohnya, Abd Al-Jabbar, yaitu :[3]
1.
Ia mengetahui
perbuatan yang disuruh itu memang ma’ruf
dan yang dilarang itu nahi munkar.
2.
Ia mengetahui bahwa
kemunkaran telah nyata dilakukan seseorang.
3.
Ia mengetahui bahwa
perbuatan amar ma’ruf atau nahi munkar tidak akan membawa mudarat yang lebih
besar.
4.
Ia mengetahui atau
paling tidak menduka bahwa tindakannya
tidak akan membahayakan dirinya dan hartanya.
Aliran Mu’tazilah berpusat di dua
tempat, yaitu di Basrah dan Baghdad. Dalam perkembangan selanjutnya, aliran
Mu’tazilah terpecah belah menjadi lebih dari 20 aliran, namun semuanya masih
berprinsip dari lima ajaran tersebut.
Hingga sekarang aliran Mu’tazilah
secara fisik telah tenggelam ditelan gelombang sejarah. Namun namanya masih
kita kenang dan pemikiran-pemikirannya terkadang menjelma pada pemikiran
manusia sekarang.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari penjelasan
diatas kami dapat menyimpulkan bahwa Mu’tazilah tidak menentukan status dan
predikat yang pasti bagi perilaku dosa besar. Menurut Mu’tazilah setiap pelaku
dosa besar menempati posisi tengah di antara posisi mukmin dan posisi kafir.
B.
SARAN
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan
makalah ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna. Kami harap pembaca dapat
menambah wawasan tentang aliran ilmu kalam klasik Mu’tazilah dengan membaca
buku-buku ilmu kalam lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
v Ahmad Muhammad, Tauhid Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka
Setia, 1998.
v Rozak Abdul, Ilmu Kalam, Bandung : Pustaka Setia, 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar